KITA sebenarnya sudah tidak asing
lagi dengan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari telepon
genggam, internet, komputer jinjing, dan data traveler . Semua perangkat
tersebut berguna untuk memudahkan berbagai keperluan, termasuk memudahkan
administrasi.
Akan tetapi, dalam kenyataan
sehari-hari, kita masih berhadapan dengan pola lama yang gemar membawa tumpukan
dokumen, berupa kertas. Padahal dengan perangkat penyimpan data yang sudah
canggih, kita bisa membuat, menyimpan,dan membawa dokumen dalam bentuk file
digital.
Pada kenyataannya, dunia
pendidikan kita masih sangat besar dalam penggunakan kertas untuk kegiatan sehari-hari,
mulai dari persiapan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran hingga
pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
Kemajuan teknologi informasi belum
memberikan manfaat yang optimal pada proses pendidikan. Pada penerapan
Kurikulum 2013, aspek penilaian meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dalam hal penilaian pengetahuan terhadap siswa dapat dilakukan melalui berbagai
cara, dan yang lazim dilakukan oleh seorang guru antara lain berupa ulangan
tertulis menggunakan lembaran kertas.
Seiring kemajuan teknologi
informasi, maka sudah selayaknya jika guru melakukan inovasi dalam
pembelajaran, termasuk di dalam melakukan kegiatan ulangan yang dilaksanakan tanpa
kertas atau paperless yang lebih ramah lingkungan.
Dapat kita bayangkan berapa pohon
bahan baku kertas yang mampu kita selamatkan, apabila kita bisa menerapkan
kebijakan nirkertas di ruang kelas, termasuk dalam melakukan ulangan harian.
Cepat dan Hemat
Saat ini, baik siswa maupun guru sudah
memiliki perangkat yang berbasis teknologi informasi yang dapat digunakan untuk
memudahkan dalam beraktivitas, termasuk dalam kegiatan ulangan di dalam kelas.
Dalam hal ini, penulis menggunakan perangkat tersebut untuk kegiatan ulangan
harian secara online yang bertujuan mampu mengukur pengetahuan siswa dalam waktu
yang relatif cepat, hemat dan ramah lingkungan .
Dikatakan cepat, karena sistem
telah di-setting , sehingga nilai langsung dapat diketahui setelah proses
pengerjaan soal berakhir. Semakin cepat nilai diketahui, maka dapat segera
dilakukan tindakan selanjutnya, apakah siswa tersebut perlu remidi atau tidak.
Bandingkan dengan ulangan secara konvensional,
di mana guru harus mengoreksi jawaban siswa yang membutuhkan waktu lama.
Apalagi jika jumlah kelas yang diampu cukup banyak, sehingga memerlukan waktu
dan tenaga yang tidak sedikit. Pada akhirnya, tindakan remidi baru bisa dilakukan
di minggu berikutnya. Tentu mood siswa telah berkurang dalam mengikuti remidi,
sehingga hasilnya pun kurang optimal.
Disebut hemat, karena dengan
sistem ulangan online ini, siswa dapat mengakses tanpa biaya pulsa dengan
menggunakan jaringan lokal yang disiapkan sendiri oleh guru, yaitu berupa
perangkat komputer dan acces point yang berfungsi sebagai server. Siswa diminta
mengakses soal dengan terlebih dahulu menyiapkan perangkat, berupa telepon
genggam, tablet, komputer jinjing, atau lainnya yang harus dikoneksikan dengan
wifi.
Selanjutnya siswa melakukan login
dan mengikuti langkah-langkah yang terdapat di dalamnya sampai pada proses
pengerjaan soal dengan waktu yang telah ditentukan secara otomatis. Soal dapat berupa objektif ataupun esai sesuai
kehendak guru. Keseluruhan proses ulangan tanpa menggunakan kertas, sehingga
dapat dikatakan ramah lingkungan. Kecuali jika guru ingin mencetak nilai siswa,
itu pun jika diperlukan, karena nilai siswa secara otomatis tersimpan di dalam
server.
Dengan menggunakan jaringan lokal
ini, maka kegiatan guru dan siswa lebih efektif dan efisien serta
mengoptimalkan pemakaian teknologi informasi, sekaligus peduli lingkungan sebagai
bagian dari tugas pendidikan.
Pada akhirnya, teknologi hanyalah
alat yang tidak berarti tanpa dijalankan oleh akal budi, apakah hendak
digunakan atau dibiarkan, semua tergantung niat dan keinginan dari insan pelaku
pendidikan untuk lebih peduli terhadap kelestarian bumi ini dengan melakukan
penghematan dalam penggunaan kertas. (24)
—Suparmi SPd,guru SMK 3 Magelang
Sumber : epaper SM hal 10 edisi
Sabtu, 11 Oktober 2014
No comments:
Post a Comment