Saturday 18 October 2014

Ulangan secara Online sebagai Alternatif

KITA sebenarnya sudah tidak asing lagi dengan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari telepon genggam, internet, komputer jinjing, dan data traveler . Semua perangkat tersebut berguna untuk memudahkan berbagai keperluan, termasuk memudahkan administrasi.
Akan tetapi, dalam kenyataan sehari-hari, kita masih berhadapan dengan pola lama yang gemar membawa tumpukan dokumen, berupa kertas. Padahal dengan perangkat penyimpan data yang sudah canggih, kita bisa membuat, menyimpan,dan membawa dokumen dalam bentuk file digital.
Pada kenyataannya, dunia pendidikan kita masih sangat besar dalam penggunakan kertas untuk kegiatan sehari-hari, mulai dari persiapan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran hingga pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
Kemajuan teknologi informasi belum memberikan manfaat yang optimal pada proses pendidikan. Pada penerapan Kurikulum 2013, aspek penilaian meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam hal penilaian pengetahuan terhadap siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, dan yang lazim dilakukan oleh seorang guru antara lain berupa ulangan tertulis menggunakan lembaran kertas.
Seiring kemajuan teknologi informasi, maka sudah selayaknya jika guru melakukan inovasi dalam pembelajaran, termasuk di dalam melakukan kegiatan ulangan yang dilaksanakan tanpa kertas atau paperless yang lebih ramah lingkungan.
Dapat kita bayangkan berapa pohon bahan baku kertas yang mampu kita selamatkan, apabila kita bisa menerapkan kebijakan nirkertas di ruang kelas, termasuk dalam melakukan ulangan harian.
Cepat dan Hemat
Saat ini, baik siswa maupun guru sudah memiliki perangkat yang berbasis teknologi informasi yang dapat digunakan untuk memudahkan dalam beraktivitas, termasuk dalam kegiatan ulangan di dalam kelas. Dalam hal ini, penulis menggunakan perangkat tersebut untuk kegiatan ulangan harian secara online yang bertujuan mampu mengukur pengetahuan siswa dalam waktu yang relatif cepat, hemat dan ramah lingkungan .
Dikatakan cepat, karena sistem telah di-setting , sehingga nilai langsung dapat diketahui setelah proses pengerjaan soal berakhir. Semakin cepat nilai diketahui, maka dapat segera dilakukan tindakan selanjutnya, apakah siswa tersebut perlu remidi atau tidak.
Bandingkan dengan ulangan secara konvensional, di mana guru harus mengoreksi jawaban siswa yang membutuhkan waktu lama. Apalagi jika jumlah kelas yang diampu cukup banyak, sehingga memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Pada akhirnya, tindakan remidi baru bisa dilakukan di minggu berikutnya. Tentu mood siswa telah berkurang dalam mengikuti remidi, sehingga hasilnya pun kurang optimal.
Disebut hemat, karena dengan sistem ulangan online ini, siswa dapat mengakses tanpa biaya pulsa dengan menggunakan jaringan lokal yang disiapkan sendiri oleh guru, yaitu berupa perangkat komputer dan acces point yang berfungsi sebagai server. Siswa diminta mengakses soal dengan terlebih dahulu menyiapkan perangkat, berupa telepon genggam, tablet, komputer jinjing, atau lainnya yang harus dikoneksikan dengan wifi.
Selanjutnya siswa melakukan login dan mengikuti langkah-langkah yang terdapat di dalamnya sampai pada proses pengerjaan soal dengan waktu yang telah ditentukan secara otomatis.  Soal dapat berupa objektif ataupun esai sesuai kehendak guru. Keseluruhan proses ulangan tanpa menggunakan kertas, sehingga dapat dikatakan ramah lingkungan. Kecuali jika guru ingin mencetak nilai siswa, itu pun jika diperlukan, karena nilai siswa secara otomatis tersimpan di dalam server.
Dengan menggunakan jaringan lokal ini, maka kegiatan guru dan siswa lebih efektif dan efisien serta mengoptimalkan pemakaian teknologi informasi, sekaligus peduli lingkungan sebagai bagian dari tugas pendidikan.
Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat yang tidak berarti tanpa dijalankan oleh akal budi, apakah hendak digunakan atau dibiarkan, semua tergantung niat dan keinginan dari insan pelaku pendidikan untuk lebih peduli terhadap kelestarian bumi ini dengan melakukan penghematan dalam penggunaan kertas. (24)
—Suparmi SPd,guru SMK 3 Magelang

Sumber : epaper SM hal 10 edisi Sabtu, 11 Oktober 2014

No comments:

Post a Comment