Oleh : Sugie Rusyono*
Tanggal 17 September 2014, Palang
Merah Indonesia (PMI) genap berusia 69 tahun. Peran organisasi itu dalam bidang
kemanusiaan dan penanggulanan bencana ataupun pertolongan pertama tidak
terbantahkan. Banyak peran ditunjukkan oleh sukarelawan sehingga tak
mengherankan di banyak daerah organisasi itu kerap menjadi tumpuan bila terjadi
bencana.
Tema ’’Totalitas Tanpa Batas
untuk Kemanusiaan’’ yang diusung dalam HUT tahun ini terasa menemukan momentum
untuk kembali meneguhkan komitmen PMI senantiasa menjunjung tinggi kemanusiaan
dan kesetiakawanan sosial. Realitas itu guna menjawab kememudaran rasa itu pada
sebagian masyarakat . Konsekuensinya, sukarelawan palang merah harus total dan
terus-menurus menumbuhkan rasa kemanusiaan, baik terhadap dirinya maupun
masyarakat dan korban bencana yang ditemui. Kelahiran PMI tidak dapat
dilepaskan dari pembentukan International Committee Red Cross (ICRC) atau
Komite Internasional Palang Merah pada Oktober 1863.
Ketika itu, pendiri, Jean Henry
Dunant (1828-1910) warga Swiss, lebih fokus menolong korban perang. Ia prihatin
dan ngeri melihat bencana kemanusiaan itu setelah melihat banyaknya korban
tewas dan lukaluka dalam pertempuran di Solferino tahun 1858. Pertempuran itu
melibatkan pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria.
Semangat kemanusiaan itulah
menginspirasi dan tumbuh di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Tahun 1932,
beberapa pejuang ’’bangsa’’ Indonesia menggagas pembentukan Badan Palang Merah namun
Belanda menantang gagasan itu. Penggagalan kembali terjadi pada 1940 dengan
alasan kita dianggap belum mampu. Baru
setelah negara kita merdeka, pada 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintah
Menkes dr Boentaran Martoatmodjo membentuk Badan Palang Merah Nasional. Dua
hari kemudian, Menkes membentuk kepanitiaan, dan pada 17 September 1945 secara
resmi PMI terbentuk. Presiden melantik Moh Hatta, wapres, sebagai ketua pertama
hingga 1946.
Peran PMI saat ini berbeda dari
masa lalu mengingat saat sekarang Indonesia berada dalam situasi damai. Karena
itu, tuntutan peran dalam bidang kemanusiaan menjadi totalitas yang tak bisa
dielakkan sekaligus kemanusiaan menjadi prinsip dasar pertama yang harus
dilakukan oleh seluruh pengurus dan sukarelawan PMI.
Bagi Pemkab Blora yang belum
membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), peran kemanusiaan dari
PMI makin terasa. Bahkan jadi tempat bagi masyarakat untuk meminta bantuan andai
terjadi bencana di daerah itu. Tiap terjadi bencana, PMI membuktikan selalu terdepan
dan tercepat dalam pencegahan dan penyelamatan.
Saat ini sudah
terbentuk Satuan Tanggap Bencana (Satgana) di beberapa kecamatan yang berkategori
rawan bencana. Personel satuan itu mampu bergerak cepat semisal sewaktu abu
letusan Gunung Kelud terbawa angin hingga ke Blora. Mereka segera membagikan
masker kepada warga.
Kecepatan itu juga ditunjukkan
dalam menolong dan mengevakuasi korban banjir akibat luapan Bengawan Solo di
wilayah Cepu. Saat tidak terjadi bencana pun, pengurus dan sukarelawan siap memberikan
pelayanan kemanusiaan. Semisal mengadakan pemeriksaan gratis kesehatan untuk warga
di daerah terpencil atau jauh dari fasilitas kesehatan Kontribusi Nyata Kiprah
itu kian menegaskan organisasi itu berkontribusi nyata. Realitas itu makin
mendekatkan organisasi kepada masyarakat, bahkan mereka merasa ikut memiliki.
Anggapan bahwa PMI hanya berkait donor darah harus diubah lewat kegiatan sosial
lain. Dalam era kekinian, sedikitnya ada tiga tantangan tidak ringan bagi PMI.
Pertama; menyiapkan pengurus dan kader yang memiliki jiwa kemanusiaan dan kerelawanan
untuk mengurus organisasi. Kedua; menjawab persoalan ketersediaan darah,
termasuk kemudahan mendapatkannya.
Dirgahayu PMI, tema ’’Totalitas
Tanpa Batas untuk Kemanusian’’semoga bukan hanya slogan melainkan benar-benar
dilaksanakan. Itu pun bukan hanya oleh jajaran PMI dan sukarelawan melainkan
juga semua elemen masyarakat di mana pun. Salam kemanusiaan. (10)
— Sugie Rusyono SIP, wartawan
Suara Merdekadi Kabupaten Blora
Sumber : epaper SM hal 7 edisi 1
Oktober 2014
No comments:
Post a Comment