Wednesday, 11 November 2015

Menjadi Pintar dan Berkemanusiaan

Oleh Liliana

MENERIMA ribuan mahasiswa setiap tahun dari berbagai penjuru Indonesia membawa konsekuensi bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (USD). Kampus dengan sekitar 10.000 mahasiswa dari berbagai belahan Nusantara ini adalah rumah untuk semua anak yang mau berkembang. Di tengah krisis esensi hidup sebagai manusia, USD hadir untuk merangkul kaum muda supaya melihat kembali esensi menjadi makhluk yang berperan atas keberlangsungan kehidupan di bumi, bukan makhluk yang berkuasa atas bumi.

Hidup sebagai manusia utuh berarti mau memberikan kesempatan kepada manusia lain untuk berkembang. Di sini, setiap tahunnya, ada puluhan mahasiswa kerja sama dari pelosok daerah yang dikirim untuk mencicipi pendidikan yang layak. Anakanak yang bahkan untuk mencapai rumahpun harus melewati jalan tanah yang berkelok-kelok dan berlubang, sungai yang harus ditempuh dengan perahu, anak-anak dengan kehidupan yang jauh berbeda dengan anak-anak di kota.

Pendampingan

Mereka tidak semata-mata diterima di USD begitu saja. Menerima mereka sebagai mahasiswa berarti bersedia mendampingi mereka secara utuh, cura personalis.

Budaya yang berbeda menyebabkan mereka kesulitan beradaptasi dengan cepat di lingkungan. Budaya di sini bukan hanya mengenai kebiasaan dan bahasa, tetapi juga pola belajar dan pola hidup. Pendampingan seperti orientasi, dialogal, dan pelatihanpelatihan adalah pendampingan yang diberikan atas dasar semangat kemanusiaan.

Pendidikan bukan saja memberikan pengetahuan mengenai ilmu bahasa, teknologi, sejarah dan sebagainya. Melainkan memberikan pengetahuan bagaimana ilmu-ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia dengan tetap berpegang pada prinsip kehidupan yang harmonis antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Menerima sebagai bagian dari USD memiliki tanggung jawab untuk melakukan yang terbaik demi saudara dan tanah mereka. Menerima mereka berarti siap mendengar setiap keluh kesahnya. Mendidik mereka berarti membantu untuk berkembang dari segi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Menjadi pintar saja tidak cukup, menjadi tanpa menjadi baik hanya akan membuat dunia ini kehilangan harmoni kehidupannya.


Liliana, mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

No comments:

Post a Comment