Tuesday 10 November 2015

Inspirasi, Inti Kepahlawanan

Nama Bung Tomo selalu disebut setiap kita memperingati 10 November sebagai Hari Pahlawan. Sejarah itu memuat kebanggaan dan inspirasi. Seperti para tokoh lainnya, baik yang telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional maupun yang secara sosiologis diakui walaupun belum melalui sebuah surat keputusan, kisah Bung Tomo dalam peristiwa 10 November 1945 dan heorisme para tokoh lain di arena yang berbeda-beda, mengusung nilai keteladanan.

Kepahlawanan menebar getar makna bagi generasi ke generasi sesudah terjadinya peristiwa yang menjadi sebuah penanda zaman. Ruang yang melahirkan hero juga tak selalu berupa pertempuran sengit seperti di zaman Bung Tomo, Pangeran Diponegoro, atau Tjoet Nyak Dhien. Ia bisa hadir dari dunia pendidikan, keberpihakan pada pelayanan kesehatan, menjaga keutuhan lingkungan, memperjuangkan hak-hak perempuan, kesenian, bahkan bakti prestasi olahraga

Intinya adalah jejak, lalu jejak itu menggerakkan sebuah perubahan yang menimbulkan kekuatan inspirasional. Kepada sosok seperti Abdurrahman Wahid misalnya, bangsa ini patut merasa berutang atas konsistensi perjuangannya dalam menegakkan demokrasi dan pluralisme. Pengusulannya sebagai pahlawan nasional atas dasar pemikiran dan peran-peran kritis mengawal kebhinekaan dalam demokratisasi di Tanah Air, merupakan logika yang patut diterima.

Inspirasi kejuangan dalam ruang pengorbanan mesti kita tebar di semua lini dan bidang. Bukankah harus dibangun kekuatan kemandirian di tengah atmosfer persaingan global, terutama dalam menghadapi MEA? Dibutuhkan ketokohan dalam wujud keberanian mengambil prakarsa, mengeksplorasi ide-ide kreatif yang kompetitif, mendorong terjadinya perubahan, dan secara konsisten memperjuangkannya sebagai inspirasi bagi anak-anak muda bangsa ini.

Gagasan-gagasan besar para pendiri bangsa, kepahlawanan untuk membebaskan dari kolonialisme, serta ide-ide visioner yang merekatkan nilai kebhinekaan, menjadi elan yang mesti ditransformasikan kepada anak-anak muda yang sekarang berjuang di berbagai bidang. Dari para peneliti, penemu, pengembang gagasan, seniman, olahragawan, hingga kreativitas dalam memunculkan lapangan pekerjaan. Banyak pahlawan dalam versi kebutuhan kehidupan kekinian.

Pengenalan kepahlawanan dari sisi inspirasi ketokohan kepada generasi muda sangatlah penting. Pemberian status sebagai pahlawan nasional tak boleh berhenti pada formalisme pengakuan; yang lebih penting memperkenalkan kepada angkatan muda tentang jejak sejarah ketokohan dalam gagasan, perjuangan untuk sebuah perubahan, atau perlawanan-perlawanan. Inspirasi memuat keteladanan. Sekarang misalnya, kita membutuhkan para pahlawan dan pejuang antikorupsi.


Sumber : Epaper SM edisi Selasa, 10 November 2015 Hal 4

No comments:

Post a Comment