Oleh Sri Hastuti
Dari beberapa sekolah yang pernah saya datangi ternyata
keadaan kotak masalah tidak jauh berbeda. Tergantung membisu, kotor oleh debu
dengan gembok yang karatan.
Artinya sudah sekian lama tidak tersentuh tangan, merana.
Seharusnya kotak masalah di sekolah perlu sentuhan dari bapak ibu guru
pembimbing yang ada di sekitarnya. Bagaimana dengan kotak masalah di sekolah
Anda? Tengoklah kotak masalah yang ada! Apakah isinya? Benarkah sarang labalaba
yang tergantung di dalamnya?
Kalau benar adanya, mari kita lihat bersama-sama apa fungsi
kotak masalah itu, apa tujuan adanya kotak masalah dan bagaimana cara
memberdayakannya.
Kotak masalah merupakan kotak yang di sediakan untuk
menampung berbagai pertanyaan, persoalan atau masalah yang dihadapi oleh
anak-anak, guru, anggota yang lain di dalam sekolah maupun masalah di luar
sekolah. Mereka yang merasa ada masalah baik pribadi, sosial, masalah belajar,
maupun karier bisa dengan bebas tanpa dipengaruhi siapa pun menuliskan dalam selembar
kertas yang kemudian dimasukkan dalam kotak masalah itu.
Ada juga yang mengatakan kotak masalah merupakan instrumen
atau media Bimbingan Konseling (BK) yang berfungsi sebagai sarana konseling
untuk menyampaikan masalah atau pertanyaan secara tidak langsung. Bisa karena
takut, atau malu menyampaikan masalah yang dihadapi kepada orang lain.
Dengan adanya kotak masalah konseling ini bisa membongkar
masalah tanpa harus bertatap muka dengan konselornya. Kotak masalah juga sering
disebut kotak curhat biar lebih bersahabat..
Fungsi dan tujuan kotak kotak curhat ini sebagai alat untuk
mengungkap permasalahan yang ada pada peserta didik terutama bagi siswa yang
masih takuttakut atau malu .
Penyediaan kotak masalah ini mempunyai arti yang tidak kecil,
baik dari segi preventif maupun segi kuratifnya. kotak masalah bisa menjadi
sarana komunikasi yang memberikan banyak manfaat karena warga sekolah secara
tertulis bisa memberikan masukan, bisa mengadu atau curhat apabila menghadapi
persoalan yang membutuhkan bantuan orang lain.
Kotak masalah sebaiknya diletakkan di tempat yang strategis,
agar warga sekolah mudah untuk memasukkan surat. Pada waktu-waktu tertentu yang
telah ditetapkan apakah setiap hari, dua hari sekali, tiga hari sekali kotak
dibuka oleh guru pembimbing untuk dipelajari, diadministrasikan dan
ditindaklanjuti.
Dilihat dari masalah, sifatnya ada dua yaitu: masalah yang
bersifat umum dan khusus (Bimo Walgito ). Apabila masalah bersifat umum, maka
cara pemecahannya juga bersifat umum dengan menggunakan layanan informasi,
misalnya masalah belajar, pergaulan, kebersihan dan lain-lain. Apabila berupa
masukan, kritikan kepada sekolah maka guru pembimbing bisa menyampaikan kepada
pimpinan untuk ditindaklanjuti. Sedangkan Masalah dikatakan bersifat khusus apabila
hanya khusus anak tertentu saja yang mengalami, maka guru pembimbing bisa
menindaklanjuti dengan cara khusus pula yaitu melalui layanan konseling
perorangan.
Dalam memasukkan masalah dalam kotak masalah ada dua
pendapat. Pertama siswa atau anggota sekolah yang lain memasukkan surat ke
dalam kotak masalah tanpa disertai identitas dirinya namun bisa menggunakan
nama samaran, hal ini didasari pemikiran agar siswa lebih terbuka dan leluasa
dalam menyampaikan masalahnya. Kedua siswa atau anggota sekolah yang lain
memasukkan surat disertai identitas yang jelas, dengan cara ini permasalahan
bisa lebih mudah ditindak lanjuti.
Kotak masalah bisa bermanfaat bagi layanan bimbingan dan
konseling apabila diberdayakan dan diadministrasikan dengan baik. Cara memberdayakan
kotak masalah sebagai salah satu media layanan Bimbingan dan Konseling sebagai
berikut: Koordinator BK berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk mengajukan
rencana pengadaan kotak masalah. Selanjutnya Koordinator BK koordinasi dengan
staf BK, kesiswaan, humas, kurikulum tentang pengadaan kotak masalah.
Setelah itu guru pembimbing menyosialisasikan kotak masalah
kepada dewan guru, karyawan, orang tua siswa, siswa, anggota sekolah lain.
Kemudian kotak masalah dibuat dengan warna menarik, diletakkan di tempat yang
strategis. Setiap saat membuka kotak sesuai waktu yang ditentukan. Lalu
mengagendakan surat dan mengklasifikasikan isinya. Setelah itu baru
merencanakan kegiatan layanan baik individu, kelompok, klasikal sesuai isi
surat. Dilanjutkan dengan memberi layanan yang telah direncanakan sesuai
keinginan siswa. Langkah terakhir melaporkan pada pimpinan.
Ayo, kita gairahkan lagi kotak curhat yang ada, agar
laba-laba tidak lagi bersarang di dalamnya. Kita manfaatkan media kotak masalah
untuk membantu peserta didik dalam menghadapi masalahnya.(34)
Dra. Sri Hastuti, MPd. Kon, guru Bimbingan dan Konseling SMA
3 Semarang
Sumber : Epapar SM Edisi Sabtu, 07 November 2015 Hal 23
(Suara Guru)
No comments:
Post a Comment