Saturday, 7 November 2015

Penunggu Kotak Masalah

Oleh Sri Hastuti

Dari beberapa sekolah yang pernah saya datangi ternyata keadaan kotak masalah tidak jauh berbeda. Tergantung membisu, kotor oleh debu dengan gembok yang karatan.

Artinya sudah sekian lama tidak tersentuh tangan, merana. Seharusnya kotak masalah di sekolah perlu sentuhan dari bapak ibu guru pembimbing yang ada di sekitarnya. Bagaimana dengan kotak masalah di sekolah Anda? Tengoklah kotak masalah yang ada! Apakah isinya? Benarkah sarang labalaba yang tergantung di dalamnya?

Kalau benar adanya, mari kita lihat bersama-sama apa fungsi kotak masalah itu, apa tujuan adanya kotak masalah dan bagaimana cara memberdayakannya.

Kotak masalah merupakan kotak yang di sediakan untuk menampung berbagai pertanyaan, persoalan atau masalah yang dihadapi oleh anak-anak, guru, anggota yang lain di dalam sekolah maupun masalah di luar sekolah. Mereka yang merasa ada masalah baik pribadi, sosial, masalah belajar, maupun karier bisa dengan bebas tanpa dipengaruhi siapa pun menuliskan dalam selembar kertas yang kemudian dimasukkan dalam kotak masalah itu.

Ada juga yang mengatakan kotak masalah merupakan instrumen atau media Bimbingan Konseling (BK) yang berfungsi sebagai sarana konseling untuk menyampaikan masalah atau pertanyaan secara tidak langsung. Bisa karena takut, atau malu menyampaikan masalah yang dihadapi kepada orang lain.
Dengan adanya kotak masalah konseling ini bisa membongkar masalah tanpa harus bertatap muka dengan konselornya. Kotak masalah juga sering disebut kotak curhat biar lebih bersahabat..

Fungsi dan tujuan kotak kotak curhat ini sebagai alat untuk mengungkap permasalahan yang ada pada peserta didik terutama bagi siswa yang masih takuttakut atau malu .

Penyediaan kotak masalah ini mempunyai arti yang tidak kecil, baik dari segi preventif maupun segi kuratifnya. kotak masalah bisa menjadi sarana komunikasi yang memberikan banyak manfaat karena warga sekolah secara tertulis bisa memberikan masukan, bisa mengadu atau curhat apabila menghadapi persoalan yang membutuhkan bantuan orang lain.

Kotak masalah sebaiknya diletakkan di tempat yang strategis, agar warga sekolah mudah untuk memasukkan surat. Pada waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan apakah setiap hari, dua hari sekali, tiga hari sekali kotak dibuka oleh guru pembimbing untuk dipelajari, diadministrasikan dan ditindaklanjuti.

Dilihat dari masalah, sifatnya ada dua yaitu: masalah yang bersifat umum dan khusus (Bimo Walgito ). Apabila masalah bersifat umum, maka cara pemecahannya juga bersifat umum dengan menggunakan layanan informasi, misalnya masalah belajar, pergaulan, kebersihan dan lain-lain. Apabila berupa masukan, kritikan kepada sekolah maka guru pembimbing bisa menyampaikan kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti. Sedangkan Masalah dikatakan bersifat khusus apabila hanya khusus anak tertentu saja yang mengalami, maka guru pembimbing bisa menindaklanjuti dengan cara khusus pula yaitu melalui layanan konseling perorangan.

Dalam memasukkan masalah dalam kotak masalah ada dua pendapat. Pertama siswa atau anggota sekolah yang lain memasukkan surat ke dalam kotak masalah tanpa disertai identitas dirinya namun bisa menggunakan nama samaran, hal ini didasari pemikiran agar siswa lebih terbuka dan leluasa dalam menyampaikan masalahnya. Kedua siswa atau anggota sekolah yang lain memasukkan surat disertai identitas yang jelas, dengan cara ini permasalahan bisa lebih mudah ditindak lanjuti.

Kotak masalah bisa bermanfaat bagi layanan bimbingan dan konseling apabila diberdayakan dan diadministrasikan dengan baik. Cara memberdayakan kotak masalah sebagai salah satu media layanan Bimbingan dan Konseling sebagai berikut: Koordinator BK berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk mengajukan rencana pengadaan kotak masalah. Selanjutnya Koordinator BK koordinasi dengan staf BK, kesiswaan, humas, kurikulum tentang pengadaan kotak masalah.

Setelah itu guru pembimbing menyosialisasikan kotak masalah kepada dewan guru, karyawan, orang tua siswa, siswa, anggota sekolah lain. Kemudian kotak masalah dibuat dengan warna menarik, diletakkan di tempat yang strategis. Setiap saat membuka kotak sesuai waktu yang ditentukan. Lalu mengagendakan surat dan mengklasifikasikan isinya. Setelah itu baru merencanakan kegiatan layanan baik individu, kelompok, klasikal sesuai isi surat. Dilanjutkan dengan memberi layanan yang telah direncanakan sesuai keinginan siswa. Langkah terakhir melaporkan pada pimpinan.

Ayo, kita gairahkan lagi kotak curhat yang ada, agar laba-laba tidak lagi bersarang di dalamnya. Kita manfaatkan media kotak masalah untuk membantu peserta didik dalam menghadapi masalahnya.(34)

Dra. Sri Hastuti, MPd. Kon, guru Bimbingan dan Konseling SMA 3 Semarang

Sumber : Epapar SM Edisi Sabtu, 07 November 2015 Hal 23 (Suara Guru)

No comments:

Post a Comment