Oleh Imam Nuryanto
Ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung
Jateng Gayeng, salah satunya menggenjot sektor wisata.
DALAM kamus Bahasa Indonesia ”gayeng” berarti mengembirakan
atau menyenangkan. Karena itu, Jateng Gayeng yang menjadi branding baru
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, memiliki makna daerah yang menyenangkan bagi
semua kalangan.
Makna menyenangkan sangat luas dan kompleks. Masing-masing
individu memiliki parameter atau ukuran berbeda. Bisa saja seseorang sudah
merasa senang dengan kondisi Jateng saat ini. Atau sebaliknya, banyak orang
yang belum puas. Ini tentu menjadi tantangan bagi Gubernur Ganjar Pranowo dan
Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko.
Slogan Jateng Gayeng yang dipopulerkan pada penutupan ”Pesta
Rakyat” dalam rangka HUT Ke-65 Provinsi Jateng di GOR Satria Purwokerto, 23
Agustus 2015 itu, diharapkan bisa memacu masyarakat untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam pembangunan.
Logo dan tagline yang bercirikan batik Jawa dengan simbol
keris tersebut menggambarkan semangat rakyat untuk membangun. Jateng Gayeng
memiliki makna masyarakat yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, ramah,
menggembirakan, harmonis dan hangat. Logo dan tagline yang diluncurkan itu
sekaligus untuk mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki 35 kabupaten/ kota
di Jateng, termasuk sektor wisata.
Harapannya, melalui slogan ini, masyarakat berpartisipasi
aktif dalam pembangunan atau menjadi spirit baru masyarakat dalam membangun
daerah. Gayeng dipilih karena slogan ini biasa diucapkan oleh masyarakat dalam
berbagai kesempatan, baik formal maupun informal, dalam suasana keakraban. Pada
logo itu terdapat modifikasi huruf ”T” yang menyerupai keris. Seperti diketahui,
sifat keris bagi masyarakat Jawa melambangkan keberanian serta kebenaran untuk
tujuan kebaikan dan menyatukan diri kepada Tuhan.
Sedangkan huruf ”G” pada kata Jateng menyerupai angka 9
karena mengambil sembilan filosofi Jawa yang melandasi kehidupan, yakni
bermanfaat, mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, bijak dan
sabar, menang tanpa merendahkan, tabah, tidak manja, tidak rakus, berlaku
jujur, tidak merasa pandai, serta selalu semangat.
Tagline baru itu akan melahirkan spirit masyarakat untuk
membangun, baik pembangunan mental, rohaniah maupun pembangunan fisik, seperti
perbaikan sarana dan prasarana umum. Harapan dan obsesi Ganjar itu tentu saja
harus mendapat dukungan dari semua pihak, baik DPRD, SKPD, bupati, wali kota,
LSM, pegawai negeri, tokoh masyarakat, maupun warga.
Sektor Wisata
Ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung
Jateng Gayeng, salah satunya menggenjot sektor wisata. Seperti diketahui,
Jateng dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Wilayah
ini memiliki daya tarik wisata budaya, religius, dan alam.
Hingga November ini, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke
Jateng mencapai 29 juta orang dari target 25 juta selama 2015, sedangkan
kunjungan wisatawan mancanegara sudah mencapai 417 ribu orang, dari target 350
ribu. Khusus wisatawan ke Borobudur dalam setahun mencapai 4 juta - 5 juta
pengunjung. Bahkan kalau liburan seperti Lebaran, dalam sehari bisa mencapai 40
ribu - 50 ribu pengunjung. Angka ini masih bisa ditingkatkan jika semua pelaku
wisata ikut berpartisipasi.
Caranya, mereka memberikan dukungan dan mempromosikan
keindahan objek wisata di Jateng dan bekerja sama dengan biro perjalanan untuk
mempromosikan ke luar daerah dan negeri. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota
diharapkan memberikan dukungan dalam bentuk kerja sama yang saling
menguntungkan. Kalau sarana dan prasana wisata komplet, jalan ke lokasi wisata
mulus, transportasi mudah, masyarakat ramah terhadap wisatawan dan didukung
oleh pemerintah kabupaten/kota, bukan tidak mungkin Jateng akan menjadi tujuan
wisatawan, mengalahkan daerah lain.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng,
potensi objek wisata di 35 kabupaten/kota saat ini tercatat 417 lokasi, terdiri
atas 132 lokasi wisata alam, 88 lokasi wisata budaya, 105 lokasi wisata buatan,
21 lokasi wisata minat khusus, dan wisata lain-lain 71 lokasi. Mestinya
kekayaan wisata di Jateng itu bisa melahirkan dolar-dolar baru sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi. Dengan potensi wisata
yang begitu besar dan lengkap, kalau dikelola profesional, Jateng akan menjadi
kota tujuan wisatawan.
Kita punya potensi wisata religius yang besar karena terdapat
makam wali yang selalu menjadi daerah tujuan ziarah. Tidak hanya itu,
candi-candi besar dan terkenal yang terdapat di Indonesia juga berada provinsi
ini. Wisata alam pun tak kalah menarik, seperti Karimunjawa, Mountain Resort
Tawangmangu, Baturraden, Rawapening, Kelenteng Sam Poo Kong dan Candi
Gedungsongo. Kalau potensi wisata itu digarap serius, sangat mungkin Jateng
akan menjadi destinasi baru tujuan wisatawan.
Tapi, bukan pekerjaan mudah untuk memoles semua itu.
Membutuhkan sarana dan prasarana serta dana yang tidak sedikit. Promosi yang
tidak berkesudahan dan tingkat partisipasi masyarakat juga amat penting. Kenapa
masyarakat dilibatkan? Karena mereka yang bersentuhan langsung dengan wisatawan
di lapangan.
Ada tiga hal yang perlu dilakukan agar wisatawan betah di
Jateng. Pertama dukungan para pelaku wisata, keramahan masyarakat, dan ketiga
dukungan dari semua pihak termasuk pemkab/pemkot dan pemprov. Kalau ketiga
unsur itu bersatu padu, penulis yakin Jateng akan menjadi daerah tujuan wisata
favorit.
Imam Nuryanto, wartawan Suara Merdeka di Semarang
Sumber : Epaper SM edisi Rabu, 11 November 2015 Hal 4
No comments:
Post a Comment