Wednesday 11 November 2015

Jateng Gayeng dan Spirit Baru

Oleh Imam Nuryanto

Ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung Jateng Gayeng, salah satunya menggenjot sektor wisata.

DALAM kamus Bahasa Indonesia ”gayeng” berarti mengembirakan atau menyenangkan. Karena itu, Jateng Gayeng yang menjadi branding baru Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, memiliki makna daerah yang menyenangkan bagi semua kalangan.

Makna menyenangkan sangat luas dan kompleks. Masing-masing individu memiliki parameter atau ukuran berbeda. Bisa saja seseorang sudah merasa senang dengan kondisi Jateng saat ini. Atau sebaliknya, banyak orang yang belum puas. Ini tentu menjadi tantangan bagi Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko.

Slogan Jateng Gayeng yang dipopulerkan pada penutupan ”Pesta Rakyat” dalam rangka HUT Ke-65 Provinsi Jateng di GOR Satria Purwokerto, 23 Agustus 2015 itu, diharapkan bisa memacu masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembangunan.

Logo dan tagline yang bercirikan batik Jawa dengan simbol keris tersebut menggambarkan semangat rakyat untuk membangun. Jateng Gayeng memiliki makna masyarakat yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, ramah, menggembirakan, harmonis dan hangat. Logo dan tagline yang diluncurkan itu sekaligus untuk mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki 35 kabupaten/ kota di Jateng, termasuk sektor wisata.

Harapannya, melalui slogan ini, masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan atau menjadi spirit baru masyarakat dalam membangun daerah. Gayeng dipilih karena slogan ini biasa diucapkan oleh masyarakat dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun informal, dalam suasana keakraban. Pada logo itu terdapat modifikasi huruf ”T” yang menyerupai keris. Seperti diketahui, sifat keris bagi masyarakat Jawa melambangkan keberanian serta kebenaran untuk tujuan kebaikan dan menyatukan diri kepada Tuhan.

Sedangkan huruf ”G” pada kata Jateng menyerupai angka 9 karena mengambil sembilan filosofi Jawa yang melandasi kehidupan, yakni bermanfaat, mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, bijak dan sabar, menang tanpa merendahkan, tabah, tidak manja, tidak rakus, berlaku jujur, tidak merasa pandai, serta selalu semangat.

Tagline baru itu akan melahirkan spirit masyarakat untuk membangun, baik pembangunan mental, rohaniah maupun pembangunan fisik, seperti perbaikan sarana dan prasarana umum. Harapan dan obsesi Ganjar itu tentu saja harus mendapat dukungan dari semua pihak, baik DPRD, SKPD, bupati, wali kota, LSM, pegawai negeri, tokoh masyarakat, maupun warga.

Sektor Wisata

Ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung Jateng Gayeng, salah satunya menggenjot sektor wisata. Seperti diketahui, Jateng dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Wilayah ini memiliki daya tarik wisata budaya, religius, dan alam.

Hingga November ini, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Jateng mencapai 29 juta orang dari target 25 juta selama 2015, sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara sudah mencapai 417 ribu orang, dari target 350 ribu. Khusus wisatawan ke Borobudur dalam setahun mencapai 4 juta - 5 juta pengunjung. Bahkan kalau liburan seperti Lebaran, dalam sehari bisa mencapai 40 ribu - 50 ribu pengunjung. Angka ini masih bisa ditingkatkan jika semua pelaku wisata ikut berpartisipasi.

Caranya, mereka memberikan dukungan dan mempromosikan keindahan objek wisata di Jateng dan bekerja sama dengan biro perjalanan untuk mempromosikan ke luar daerah dan negeri. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota diharapkan memberikan dukungan dalam bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Kalau sarana dan prasana wisata komplet, jalan ke lokasi wisata mulus, transportasi mudah, masyarakat ramah terhadap wisatawan dan didukung oleh pemerintah kabupaten/kota, bukan tidak mungkin Jateng akan menjadi tujuan wisatawan, mengalahkan daerah lain.

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, potensi objek wisata di 35 kabupaten/kota saat ini tercatat 417 lokasi, terdiri atas 132 lokasi wisata alam, 88 lokasi wisata budaya, 105 lokasi wisata buatan, 21 lokasi wisata minat khusus, dan wisata lain-lain 71 lokasi. Mestinya kekayaan wisata di Jateng itu bisa melahirkan dolar-dolar baru sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi. Dengan potensi wisata yang begitu besar dan lengkap, kalau dikelola profesional, Jateng akan menjadi kota tujuan wisatawan.

Kita punya potensi wisata religius yang besar karena terdapat makam wali yang selalu menjadi daerah tujuan ziarah. Tidak hanya itu, candi-candi besar dan terkenal yang terdapat di Indonesia juga berada provinsi ini. Wisata alam pun tak kalah menarik, seperti Karimunjawa, Mountain Resort Tawangmangu, Baturraden, Rawapening, Kelenteng Sam Poo Kong dan Candi Gedungsongo. Kalau potensi wisata itu digarap serius, sangat mungkin Jateng akan menjadi destinasi baru tujuan wisatawan.
Tapi, bukan pekerjaan mudah untuk memoles semua itu. Membutuhkan sarana dan prasarana serta dana yang tidak sedikit. Promosi yang tidak berkesudahan dan tingkat partisipasi masyarakat juga amat penting. Kenapa masyarakat dilibatkan? Karena mereka yang bersentuhan langsung dengan wisatawan di lapangan.

Ada tiga hal yang perlu dilakukan agar wisatawan betah di Jateng. Pertama dukungan para pelaku wisata, keramahan masyarakat, dan ketiga dukungan dari semua pihak termasuk pemkab/pemkot dan pemprov. Kalau ketiga unsur itu bersatu padu, penulis yakin Jateng akan menjadi daerah tujuan wisata favorit.


Imam Nuryanto, wartawan Suara Merdeka di Semarang
Sumber : Epaper SM edisi Rabu, 11 November 2015 Hal 4

No comments:

Post a Comment