Saturday, 7 November 2015

Stroke pada Usia Muda Diwaspadai

Banyak orang menganggap stroke terjadi pada usia tua. Padahal sebenarnya, penyakit tersebut juga bisa terjadi pada usia muda.

Staf Bagian SMF Neurologi RSUP Dr Kariadi, dr Endang Kustiowati SpS(K) MsiMed menerangkan, stroke usia muda menyerang pada orang yang berumur di bawah 45 tahun. Hal itu akan mengganggu aktivitas dan produktivitas penderita. Dijelaskannya, penyakit stroke pada usia muda lebih banyak terjadi di negara berkembang.

Sejumlah faktor risiko terkena stroke dapat ditemukan pada orang muda. Beberapa faktor tersebut sedikit berbeda pada orang yang lebih tua. Pada usia muda, perhatian ditujukan pada beberapa faktor risiko seperti, makanan cepat saji, merokok, obesitas, migrain, kehamilan, dan obat-obatan terlarang.

‘’Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, ras, dan kecenderungan genetis. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi diantaranya tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol (hiperkolesterol), kegemukan (obesitas), kencing manis (diabetes), penyakit jantung, merokok, dan alkohol,’’ ujarnya di SMF Neurologi RSUP Dr Kariadi, Jumat (6/11).

Dia menerangkan, temuan lain yang lebih jarang sebagai penyebab stroke pada usia muda yakni kelainan jantung, cardioembolism, dan kelainan pembuluh darah. Adapun beberapa tanda awal diantaranya bicara tidak jelas pelafalan katanya (pelo), kelemahan pada salah satu sisi anggota gerak tubuh, dan bibir atau mulut mencong atau miring ke arah kanan atau kiri.

‘’Tanda-tanda awal stroke biasa disingkat dengan FAST. F untuk face dimana wajah mulai perot, A(arm) ketika salah satu anggota gerak tubuh lemah, S (speach) bicara mulai pelo, dan T (time) dalam kondisi tersebut harus cepat dibawa ke dokter,’’imbuhnya.

Adapun pencegahan dibagi dua yakni primer dan sekunder. Pencegahan primer diterapkan bagi seseorang yang belum pernah mengalami stroke. Sementara untuk pencegahan sekunder digunakan untuk memberikan perlakuan pada penderita stroke.

‘’Pencegahan primer dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, baik jasmani dan rohani serta memodifikasi berbagai faktor risiko stroke. Untuk pencegahan sekunder dilakukan terapi atau bedah, pengobatan teratur, mengendalikan faktor risiko, dan menerapkan gaya hidup sehat,’’ tandasnya. (fri,H71-96)


Sumber : Epaper SM Edisi Sabtu, 7 November 2015 Hal 28

No comments:

Post a Comment